5 Penyanyi wanita yang konsisten menyuarakan feminisme

2003

Ok, siapa yang tidak ikut menyahut, “Girls!” saat Beyoncé menyanyikan bait, “Who run the world?” Yes, gerakan feminisme sudah jauh aktif dalam industri musik bahkan sejak era Aretha Franklin dengan lagu Respect yang lantas menjadi ikon lagu pop penuh makna empowerment bagi wanita.

Disusul dengan ikon modern seperti Alicia Keys, Beyonce, and beyond, dekade demi dekade, musisi wanita juga meneruskan jejak menyuarakan feminisme hingga generasi kontemporer.

Simak bagaimana sederet penyanyi wanita dalam industri musik kontemporer berikut mengemas pesan feminisme dalam karya-karya musiknya. Girl power!

Lorde

Terutama sejak tahun 2018 di mana Lorde merilis Melodrama (2017), ia telah menyuarakan empowerment bagi wanita melalui media sosialnya.

Bahkan dalam album Melodrama yang ia akui lebih dari sekadar ekspresi akan cerita-cerita patah hatinya, Melodrama juga merepresentasikan pendewasaan Lorde dalam memaknai kekuatan seorang wanita. Seperti lagu Liability berikut bahwa wanita tidak perlu konstan menilai dirinya kurang. We couldn’t agree more!

Grimes

Sejak kehadirannya populer di scene musik pada 2015, Grimes konsisten menyuarakan kekuatan wanita dalam berbagai track pada albumnya. Terutama karena dirinya merupakan korban seksisme, Grimes pun dalam berbagai wawancara menekankan bahwa wanita tidak perlu merasa kecil hanya karena perihal gender.

Seperti salah satu lagunya berikut yang berjudul Oblivion, Grimes menceritakan tentang maskulinitas dalam sudut pandang feminin yang tidak mengintimidasi. Respect!

Ibeyi

Duo trip hop asal Perancis berikut juga menyuarakan feminisme dalam berbagai karya musiknya. Seperti track No Man Is Big Enough for My Arms yang terinspirasi dari pidato Michelle Obama pada Oktober 2016 silam untuk partai Demokrat di New Hampshire. “We create, the smart, powerful, creative, accomplished young women. We can fight,” sing it together!

MILCK

Musisi wanita yang berdarah Tiongkok dan besar di Los Angeles dengan histori keluarga imigran ini juga memberi penekanan pada isu-isu kekuatan wanita (bahkan isu-isu individual lainnya) dalam berbagai musik ciptaannya. Seperti salah satunya Quiet yang menjadi anthem yang disuarakan para wanita saat berjalan di Women’s March. Thrills!

Solange

Yes, adik dari salah satu diva dunia, the Knowles power-sibling, juga telah menyuarakan feminisme sejak lama, bahkan mungkin lebih lama ketimbang Beyoncé. Namun gerakannya yang independen baru tersorot sejak album A Seat at the Table miliknya melambung ke industri musik global.

Pada album ini, Solange juga selalu mengemas karya musik dan koreografinya dalam pesan yang mengidentifikasi karakternya sebagai wanita kulit berwarna, dan empowering saudara wanita sesamanya. Seperti buktinya dalam lagu Don’t Touch My Hair berikut. Just listen, and be inspired.

(Image: Dok. Instagram.com/lordeinfo)
Sumber Cosmopolitan Indonesia