Kisah sedih Sophie Turner: hampir mengakhiri hidupnya

1957

Sophie Turner belum lama ini angkat bicara tentang masalah kesehatan mentalnya. Bahkan dalam wawancara bersama Dr. Phil di podcast, Sophie mengaku sering terpikir untuk mengakhiri hidupnya di masa lalu.

Saat ia berusia 17 tahun, yakni empat tahun sejak ia membintangi Game of Thrones, Sophie mulai bergelut dengan depresi.

“Aneh sekali. Saya selalu bilang saya tidak terlalu depresi saat itu, tapi saat itu pula saya sering berpikir untuk mengakhiri hidup. Saya tidak tahu mengapa,” ujarnya.

“Mungkin itu hanya sensasi aneh yang dulu sering saya alami, tapi harus saya akui, saya memikirkan banyak tentang hal ini. Saya bahkan pernah berpikir bahwa saya tidak akan mampu melewati ini. Saya tidak tahu lagi.”

Ia percaya bahwa masalah kesehatan mentalnya terpicu dari kebencian dan kritikan yang konstan muncul pada media sosial.

“Orang-orang dulu sering bilang, ‘Damn, Sansa seperti naik berat badan’ atau ‘Damn, Sansa sepertinya butuh untuk menurunkan berat badannya’ atau ‘Sansa gemuk sekali.’

View this post on Instagram

With my love in the mountains ?

A post shared by Sophie Turner (@sophiet) on

Terlalu banyak komentar memberatkan, atau bahwa saat itu saya sedang punya wajah yang tak mulus, karena saya sedang dalam masa peralihan remaja, dan sebenarnya itu normal, tapi saya banyak menerima komentar tentang kulit saya, berat badan saya, dan bahwa saya bukan aktris yang baik,” ungkapnya.

“Dulu saya ikut memercayainya. Saya akan bilang sendiri, ‘Yeah, kulit saya spotty. Saya gemuk. Saya aktris yang buruk.’ Saya memercayainya. Lalu saya akan minta (departemen kostum) untuk mengetatkan korset saya. Saat itu saya benar-benar tidak percaya diri.”

Selama masa rehat dari shooting pun, Sophie tidak punya motivasi untuk keluar rumah. Ia tidak mau menemui sahabat-sahabatnya. Bahkan gagasan meninggalkan rumah saja bisa membuatnya menangis.

“Saya hanya akan menangis terus menerus bahkan saat berganti pakaian, saya bilang ‘Saya tidak bisa melakukannya. Saya tidak mau pergi keluar. Saya tidak punya apa-apa untuk dilakukan,” tuturnya.

Syukurnya, ia mendapat pertolongan, dan ia berangsur membaik. Orang tuanya mulai mengetahui tentang tagihan terapi baru setahun yang lalu, saat akhirnya Sophie berani terbuka pada orang tuanya.

Sekarang, ia merasa lebih baik, dan ia mencintai dirinya lebih dari yang ia lakukan dulu. Calon suaminya, Joe Jonas, berperan besar di dalamnya, aku Sophie.

“Saya (kadang) merasa bahwa saya tidak mencintai diri sendiri sama sekali, tapi sekarang saya hidup bersama dengan seseorang yang membuat saya tersadar bahwa saya ternyata juga punya kualitas baik dalam diri,” ujar Sophie.

“Dan saat seseorang bilang bahwa mereka mencintai Anda setiap hari, hal ini membuat Anda merenungkannya mengapa, dan saya rasa hal itu membuat Anda lebih mencintai diri Anda sendiri. So yeah, I love myself.”

(Artikel ini disadur dari cosmopolitan.com / Perubahan telah dilakukan oleh editor / Alih bahasa: Givania Diwiya / FT / Image: Dok. Cosmopolitan US)

Sumber artikel dari Cosmopolitan Indonesia