Menelusuri keterkaitan film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald dengan ketujuh seri Harry Potter
Menuju akhir tahun, penggemar seri Harry Potter mendapatkan hadiah Thanksgiving yang istimewa. Film Fantastic Beasts: The Crimes of the Grindelwald hadir untuk menyihir dunia. Di Indonesia sendiri, film sekuel kedua dari Fantastic Beasts and Where to Find Them tersebut dirilis pada 14 November 2018 yang lalu.
David Yates yang menyutradarai sekuel sebelumnya dipercaya kembali untuk mengarahkan film fantasi terbaru ini. Sebelumnya, ia juga duduk di kursi sutradara untuk film Harry Potter and the Order of the Phoenix hingga Harry Potter and the Deathly Hallows Part 2.
Eddie Redmayne, Katherine Waterston, dan Ezra Miller tetap menjadi bintang dalam Fantastic Beasts kedua, ditambah dengan kehadiran Jude Law, Johnny Depp, Callum Turner, dan Zoë Kravitz.
Diangkat dari tulisan karya J.K. Rowling, Fantastic Beasts yang kedua mengajak kita untuk mengikuti petualangan Newt Scamander (Eddie Redmayne) bersama kawan-kawan dalam melawan penyihir gelap bernama Gellert Grindelwald (Johnny Depp) yang mulai mengumpulkan pengikutnya dan berusaha menguasai dunia. Tentu saja, beberapa hewan ajaib nan unik ikut muncul sebagai pemanis film.
Bahkan, beberapa bagian dalam film Fantastic Beasts: The Crimes of Grindelwald cukup menggelitik penontonnya dan membangkitkan memori akan fantasi dunia sihir yang sebelumnya tersaji dalam seri Harry Potter.
Kita akan diajak kembali ke Hogwarts, dihibur dengan kehadiran beberapa karakter lawas serta diberikan beberapa petunjuk yang mengarah pada kehidupan di era Harry Potter. Apa saja?
1. Gellert Grindelwald
“Grindelwald . . . Penyihir gelap yang dikalahkan oleh Dumbledore?” – novel Harry Potter and the Deathly Hallows.
Namanya memang tak begitu banyak disebut di sepanjang kisah Harry Potter, namun ia memiliki peran dan jalan cerita yang cukup berhubungan. Grindelwald merupakan penyihir hitam yang amat terkenal di masanya sebelum Lord Voldemort mengambil alih tahta sebagai penguasa kegelapan nomor satu.
Bahkan, ia akhirnya mati di tangan You-Know-Who di penjara Azkaban seperti yang terungkap dalam film Harry Potter and the Deathly Hallows ketika Voldemort memburu Elder Wand.
Grindelwald merupakan keponakan dari Bathilda Bagshot, seorang sejarawan sihir yang bukunya sering dijadikan acuan dalam kegiatan belajar Harry dan kawan-kawan di Hogwarts.
Dahulu, ia adalah murid sekolah sihir Durmstrang, tempat di mana Viktor Krum (Harry Potter and the Goblet of Fire) bersekolah. Sayangnya, ia dikeluarkan setelah melakukan eksperimen dan penyerangan terhadap murid lain.
Grindelwald kemudian pergi mengunjungi bibinya di Godric‘s Hollow, sebuah daerah tempat asal Albus Dumbledore (yang nantinya menjadi guru dan kepala sekolah Hogwarts) serta menjadi tempat tinggal keluarga Potter di kemudian hari.
Hubungan Dumbledore dan Grindelwald awalnya adalah lebih dari sekadar pertemanan. Sesuai pengakuan Dumbledore sendiri di novel Harry Potter and the Deathly Hallows, keduanya merupakan penyihir paling brilian di masanya dan terobsesi menemukan tiga obyek sihir terkuat berupa relikui kematian. Lambat laun Dumbledore sadar bahwa ia tak sejalan dengan ide Grindelwald dan mereka pun akhirnya berseteru.
2. The Deathly Hallows
“Tiga benda, atau relikui, yang apabila disatukan akan membuat pemiliknya menjadi penguasa kematian.“ – novel Harry Potter and the Deathly Hallows.
Bagi para pecinta Harry Potter, keberadaan lambang segitiga dengan lingkaran dan garis vertikal di tengahnya bukanlah sesuatu yang asing. Cerita tentang lambang The Deathly Hallows pernah dibahas dalam cerita Harry Potter seri ketujuh.
Semua berawal dari dongeng dalam sebuah buku berjudul The Tales of the Beedle the Bard yang diwariskan Dumbledore kepada Hermione Granger, bercerita tentang tiga orang bersaudara yang memiliki tiga obyek sihir pemberian dari sosok Death berupa tongkat sihir terkuat bernama Elder Wand, batu kebangkitan, dan jubah tak terlihat.
Bila disatukan, ketiga obyek tersebut menjadi sebuah relikui dan membuat sang pemilik menjadi penguasa kematian. Ketiga relikui kematian tersebut akhirnya sempat menjadi milik Albus Dumbledore dan Harry Potter.
Simbol The Deathly Hallows kemudian muncul kembali dalam film Fantastic Beasts yang kedua dan menjadi emblem Gellert Grindelwald.
Menurut cerita, Grindelwald pernah mengukir lambang tersebut di dinding sekolahnya sejak ia masih menjadi murid di Durmstrang. Sadar akan kekuatan yang dihasilkan dari relikui ini, ia dan Dumbledore ingin memiliki ketiga obyek tersebut dan memiliki misi untuk membuat kaum penyihir menaklukkan muggle dan menguasai dunia dengan mengusung slogan For the Greater Good.
3. Duel Terbesar di Dunia Sihir
“Tak ada duel yang bisa menandingi pertarungan antara Dumbledore dan Grindelwald pada tahun 1945,“ Eplhias Doge, kawan Albus Dumbledore, menuturkannya dalam novel Harry Potter and The Deathly Hallows.
Dalam film ini, Gellert Grindelwald dan Albus Dumbledore memang belum bisa bertarung melawan satu sama lain sebab mereka terikat dengan perjanjian darah yang pernah dilakukannya ketika muda.
Namun dapat dipastikan bahwa sekuel selanjutnya dari Fantastic Beasts akan mengarah pada duel paling legendaris di jagad para penyihir. Seperti yang sudah pernah disebutkan pada buku Harry Potter and the Sorcerer‘s Stone, tepatnya pada deskripsi profil sang kepala sekolah pada kartu coklat kodok milik Harry, bahwa Dumbledore dikenal akan kemenangannya atas penyihir gelap bernama Gellert Grindelwald pada tahun 1945 setelah memanfaatkan fungsi dua belas darah naga dan teknik alkimia bersama Nicolas Flamel. Kekalahan Grindelwald mengakibatkan Elder Wand berpindah tangan dalam kuasa Dumbledore.
Bila duel terbesar yang tak tertandingi ini dihadirkan di seri selanjutnya, ada kemungkinan kisah dan konflik tersembunyi keluarga Dumbledore akan terungkap. Termasuk adalah kehadiran Ariana Dumbledore, adik perempuan misterius Albus, yang ditengarai meninggal di tengah pertempuran tersebut.
4. Nicolas Flamel dan Batu Bertuah
“Flamel. Nicolas Flamel. Where are you?“
Sepenggal dialog tersebut pernah diucapkan oleh Harry Potter di film pertama, Harry Potter and the Sorcerer‘s Stone. Saat itu, ia menyelinap memasuki area terlarang di perpustakaan Hogwarts untuk mencari tahu siapa sebenarnya Nicolas Flamel sejak ia membacanya pada sebuah kartu koleksi dari coklat kodok dan Rubeus Hagrid tak sengaja mengucapkan namanya kepada Harry.
Nicolas Flamel pernah disebut pada buku serta film pertama kisah penyihir karangan JK. Rowling tersebut. Nicolas diperkenalkan sebagai satu-satunya alkemis terkenal yang membuat dan memiliki batu bertuah, sebuah elemen ajaib yang mampu mengubah segala bentuk metal menjadi emas murni. Batu ini juga mengeluarkan Elixir of Life yang dapat memberikan kehidupan abadi bagi peminumnya.
Setelah hanya mengetahui Nicolas Flamel dalam berbagai deskripsi, kini sosok sang alkemis dihadirkan secara langsung pada film Fantastic Beast: The Crimes of Grindelwald. Seorang pria tua berusia sekitar 600 tahun yang menjadi sahabat serta rekomendasi Albus Dumbledore ketika Newt Scamander diminta untuk berkunjung ke Paris.
Jika Anda memperhatikan, sebongkah batu berwarna merah menyala sempat nampak dari dalam lemari di kediaman Nicolas. Batu bertuah tersebut lah yang akan menjadi cerita bertahun-tahun kemudian dan diincar oleh Lord Voldemort dalam Harry Potter and the Sorcerer‘s Stone sebelum akhirnya dihancurkan.
5. Nagini
Nagini pertama kali menampakkan dirinya pada cerita Harry Potter and the Goblet of Fire. Sejak saat itu pula lah, Nagini dikenal sebagai ular peliharaan dan salah satu horcrux Lord Voldemort. Siapa yang menyangka bila Nagini adalah Maledictus atau seorang wanita yang terkutuk dan dapat berubah menjadi binatang secara permanen.
Dalam Fantastic Beasts 2, penonton akan diajak untuk mengenal Nagini sebelum ia menjadi abdi setia sang Pangeran Kegelapan. Ia diceritakan sebagai sosok wanita yang sama sekali belum menampakkan insting buasnya, menjadi teman dalam pencarian keluarga dan jati diri Credence, serta masih menempatkan dirinya sebagai lawan Grindelwald.
Entah apa yang dilakukan oleh Voldemort sehingga ia dapat mengubah Nagini menjadi wujud yang berbeda dan berdarah dingin. Bahkan, Nagini kemudian menjadi figur jahat yang menciderai dan membunuh tokoh-tokoh penting (termasuk Arthur Weasley dan Severus Snape) sebelum ia mati ditebas oleh Neville Longbottom saat pertempuran di Hogwarts.
6. Lestrange
“Lestrange…,“ Harry mengucapkannya dengan keras. Nama itu muncul dalam benaknya; ia pernah mengetahuinya namun saat itu tidak bisa memikirkan tepatnya dari mana. – novel Harry Potter and The Order of the Phoenix.
Lestrange akan selalu diingat sebagai nama seorang wanita Pelahap Maut sekaligus sepupu Sirius Black yaitu Bellatrix Lestrange. Sebagai kejutan, dalam film ini kita diperkenalkan dengan keturunan Lestrange yang lain bernama Leta Lestrange.
Nyatanya, Bellatrix dan Leta sama sekali tidak memiliki hubungan darah. Bellatrix berasal dari keturunan keluarga Black yang menikah dengan Rodolphus Lestrange, keluarga jauh Leta. Ia dan suaminya bergabung menjadi pengikut Lord Voldemort serta dikenal dengan kasus penyiksaan terhadap ayah dan ibu Neville Longbottom.
7. Memori Hogwarts, School of Witchraft and Wizardry
Ada beberapa adegan dari film Fantastic Beasts 2 yang mengingatkan kita tentang masa-masa Harry Potter menimba ilmu di Hogwarts. Dengan soundtrack khas aransemen John Williams, penonton dibawa kembali menuju sekolah sihir di Inggris tersebut.
Sebelum menjadi kepala sekolah, Albus Dumbledore adalah guru pelajaran Pertahanan Terhadap Ilmu Hitam. Ia mengajar Newt Scamander dan murid-murid lainnya sebuah mantra pertahanan untuk mengadapi Boggart. Cerita ini mengingatkan akan film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban di mana Harry dilatih oleh Profesor Remus Lupin untuk menggunakan mantra Ridikulus.
Beberapa momen lain yang familiar dengan cerita dari seri Harry Potter adalah mengenai The Unbreakable Vow, cermin tarsah atau The Mirror of Erised, dan The Whomping Willow.
Sebelumnya, The Unbreakable Vow atau sumpah tak terlanggar dilakukan oleh Severus Snape dan Narcissa Malfoy dalam buku dan film Harry Potter and the Half Blood Prince.
Sementara cermin tarsah di mana Albus Dumbledore melihat refleksi dirinya bersama Gellert Grindelwald pernah muncul pada Harry Potter and the Sorcerer‘s Stone. The Whomping Willow yang dikenal juga dengan sebutan pohon dedalu perkasa terlihat saat Newt menghibur Leta Lestrange dan memperkenalkan Bowtruckle sebagai peliharaannya ketika mereka masih menjadi murid Hogwarts.
Di kemudian hari, The Whomping Willow menjadi jalan yang mempertemukan Harry Potter dan Sirius Black di Shrieking Shack dalam film Harry Potter and the Prisoner of Azkaban.
(Foto courtesy of: IMDb, Pottermore)
Sumber Harpers Bazaar Indonesia
- Radio punya peranan penting dalam kemerdekaan Indonesia - Aug 21, 2019
- Hebat, Orang Indonesia jadi desainer sepatu Puma - Aug 21, 2019
- Barasuara meriahkan acara kemerdekaan Akar Merah Putih - Aug 16, 2019