Pagelaran Matah Ati

1761
Matah Ati

Menikmati liburan dengan menyaksikan pagelaran sejarah sang perempuan bernama Rubiyah di pagelaran Matah Ati, memang tidak ada bandingannya.

Pagelaran tahunan ini memang menjadi ajangnya pertunjukkan realitas sejarah melalui seni untuk menceritakan kisah pertempuran di era awal 1700-an di desa di Selogiri, Wonogiri, Jawa Tengah. Di balik pertempuran ini, ada seorang perempuan bernama Rubiyah atau Matah Ati. Sosok di balik kepemimpinan Raden Mas Said yang kemudian menjadi Mangkunegara I saat gerilya melawan bangsa kolonial ini, menjadi napak tilas pertempuran tersebut terjadi. Sebuah saksi dan pengakuan sejarah Matah Ati melalui drama panggung.

Awalnya kisah Matah Ati ini diangkat oleh Atilah Soeryajaya, cucu Mangkunegara VII ke dalam sebuah drama tari. Seiring berjalannya waktu, pertunjukkan Matah Ati semakin mempesona dengan tata panggung dan artistik yang indah. Pertunjukkan ini sukses menjadi pertalian antara seni dan sejarah menjadi satu.

Pentas pertunjukkan Matah Ati tahun 2012 ini akan kembali hadir di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki pada 22 – 25 Juni dan di Mangkunegaran – Solo pada 8 – 10 September.

LEAVE A REPLY