The Godfather of AI Sebut Kemajuan Teknologi Terlalu Banyak Risiko

255
The Godfather of AI Sebut Kemajuan Teknologi Terlalu Banyak Risiko

Bapak Artificial Intelligence (AI), The Godfather of AI yang dipegang oleh Geoffrey Hinton mengungkapkan kekhawatiran pesatnya kemajuan teknologi.

Khususnya pengembangan AI, Hinton menganggap bahwa perkembangan AI lebih membahayakan dibanding pemanasa global.

“Saya tak bermaksud mengatakan bahwa perubahan iklim tak berbahaya. Tentu saja fenomena itu adalah masalah yang krusial. Namun, menurut saya AI pada akhirnya menjadi masalah yang lebih mendesak,” kata Hinton, dikutip dari Reuters, Senin (8/5/2023).

The Godfather of AI Sebut Kemajuan Teknologi Terlalu Banyak Risiko

Belum lama ini Hinton mengundurkan diri dari Google setelah satu dekade mengembangkan produk AI di raksasa teknologi tersebut.

Salah satu alasannya keluar agar ia bisa lebih banyak berbicara soal ancaman AI tanpa khawatir akan dampaknya ke Google.

Segera setelah hengkang dari Google, ia banyak diwawancara untuk membahas masa depan AI. Menurut dia, teknologi tersebut memiliki banyak risiko.

Sejalan dengan Hinton yang sadar dampak dari pengembangan AI, Presiden AS Joe Biden sempat memanggil beberapa raksasa teknologi yang mengembangkan AI untuk memberikan arahan soal pengembangan produk mereka.

Biden meminta produk AI harus transparan dan dibangun dengan tanggung jawab moral untuk keamanan publik.

The Godfather of AI Sebut Kemajuan Teknologi Terlalu Banyak Risiko

Sebagai informasi, julakan The Godfather of AI dari Hinton bukan hany isapan jempol. Dirinya merupakan salah satu orang yang paling lama mendedikasikan diri terhadap pengembangan teknologi AI.

Sebelum bekerja di Google, Hinton mulai mendalami neural networks yang merupakan cikal bakal AI dan deep learning pada 1972, sebagai mahasiswa di University of Edinburgh.

Baca Juga: Ramalan Bill Gates Soal Artificial Intelligence di Masa Mendatang

Pada 1980, ia menjadi profesor di Carnegie Mellon University. Hinton sempat ditawarkan duit dari AS dan Pentagon untuk penelitiannya.

Pada 2012, Hinton dan 2 mahasiswanya menciptakan neural networks yang bisa mengidentifikasi ribuan foto dan mempelajari pola objek-objek di dalamnya.

Salah satu mahasiswanya adalah Ilya Sutskever yang menjabat Chief Scientist OpenAI sejak 2018. OpenAI adalah perusahaan yang mengembangkan ChatGPT.

LEAVE A REPLY