Kabar mengenai akan terjadi resesi di tahun 2023 menjadi sorotan publik khususnya bagi kalangan karyawan maupun perusahaan-perusahaan di Indonesia.
“Yang terburuk belum datang, dan bagi banyak orang, 2023 akan terasa seperti resesi,” menurut laporan Dana Moneter Internasional pada 11 Oktober.
Beberapa pakar ekonomi mempercayai bahwa resesi akan terjadi, hanya masalah waktu yang menentukan. Dalam laporan itu menunjukkan bahwa inflasi yang terus melonjak menyebabkan kekacauan di pasar saham.
Dengan begitu perusahaan-perusahaan bersiap menghadapi masa depan yang tidak pasti dengan pemutusan hubungan kerja (PHK), pembekuan perekrutan karyawan baru dan dalam beberapa kasus bahkan membatalkan tawaran pekerjaan.
Melansir dari CNBC Make It, menurut tiga ekonom ada beberapa bidang industri yang palong terdampak atau bernasib buruk apabila terjadi resesi pada tahun 2023 diantanta ialah: real estate, konstruksi, manufaktur, ritel dan Hospitality.
Kory Kantenga selaku seorang ekonom senior di LinkedIn, pekerjaan yang “pertama hilang” ketika resesi melanda adalah pekerjaan yang bergantung pada pengeluaran konsumen dan orang-orang yang memiliki pendapatan yang dapat dibelanjakan.
Julia Pollak selaku kepala ekonom di ZipRecruiter, mengatakan bahwa industri yang membutuhkan banyak modal seperti manufaktur dan real estat juga cenderung menderita selama penurunan pertumbuhan ekonomi dan kurang tahan resesi.
Konstruksi dan manufaktur mengalami penurunan yang cukup besar dalam jumlah pekerja selama “Great Recession” yang terjadi pada 2007 hingga 2009, menurut data dari Biro Statistik Tenaga Kerja AS.
Meksi begitu, sulit untuk memprediksi apa yang akan terjadi selama penurunan ekonomi berikutnya berdasarkan resesi masa lalu, seperti yang diungkapkan kepala ekonom di sebuah organisasi kebijakan publik yang meneliti masalah ekonomi Economic Innovation Group, Adam Ozimek.
Baca Juga: Joji Rilis Album Baru Menyusul Kesuksesan Single “Glimpse of Us”
So, bagaimana pendapart elo tentang kabar resesi yang diprediksi terjadi pada tahun 2023?
Penulis: Fadia Syah Putranto