Karya Wastra Nusantara dalam Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI

203
Karya Wastra Nusantara dalam Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI

Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI sukses digelar di City Hall, PIM 3, Sabtu (10/7) WIB. Melalui show tersebut, Mel Ahyar mencoba menawarkan koleksi hasil interpretasi atas dinamika akulturasi budaya dan regenerasi berimbang antara pelaku dan konsumen budaya.

Mel Ahyar berinisiatif untuk mengembangkan Wastra Nusantara sebagai sumber daya kreativitas terbarukan. Sebab Mel yakin budaya itu sifatnya harus dipelajari, tidak bred in the bone.

“Tidak ada generasi muda yang dari lahir sudah serta-merta langsung berbudaya. Kolaborasi menggunakan wastra tidak hanya untuk meregenerasi pengrajinnya, tapi juga meregenerasi customers dari brand Mel Ahyar,” ujar Mel Ahyar.

Sementara itu, CEO MMAC Arie Panca mengungkapkan Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI diwujudkan untuk regenerasi, relevansi dan legacy.

“Budaya yang punah menurut kami adalah budaya yang gagal beregenerasi. Yang survive adalah yang berhasil menemukan titik keseimbangan dengan mengakomodasi aspirasi lintas generasi.” kata Arie Panca.

“Memang butuh kepekaan dalam mengenal wastra, mengolah, kemudian memodifikasinya secara respectful as a piece of art terhadap wastra itu sendiri, dan kejelian melihat momentum taste dan market masa kini,” ujarnya.

Karya Wastra Nusantara dalam Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI

Show dibuka dengan pagelaran koleksi RIKURIKU dari HAPPA dan XY. Koleksi ini terinspirasi dari cerita dibalik cerita ukiran Suku Asmat.

RIKURIKU tampil membawa passion maskulinitas pria Asmat yang memahat kayu to leave their mark on earth, as a legacy and tribute to the ancestors. Terlihat dalam motif kerangka garis-garis floral yang rimbun maupun fauna, seperti lekuk ukiran kayu. Palet warna earthy diambil dari lukisan wajah khas Asmat yang menggunakan pewarna alami: merah tanah, putih bubuk cangkang kerang, dan hitam arang tumbuk.

Karya Wastra Nusantara dalam Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI

Selanjutnya ada koleksi Mel Ahyar yang mengusung wastra Nusantara: Batik Gedog Tuban ‘Onomatope’, Tapis Lampung ‘Mulang Tiuh’, dan Medan as The Melting Pot.

Ketiganya menghadirkan angle regenerasi budaya secara berbeda. Gedog Tuban yang merupakan batik tulis di atas kain tenun, statusnya cukup critically endangered sehingga Mel menyuguhkannya hampir secara ‘utuh’ sebagai bahan baku utama.

Sedangkan ‘Mulang Tiuh’ mengambil craftsmanship tapis dan sulam usus Lampung di atas kain dan motif modern. Lain lagi Medan yang diangkat sebagai melting pot berbagai wastra khas Sumatera Utara seperti songket Melayu, Ulos Batak, dan lain-lain.

Karya Wastra Nusantara dalam Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI

Koleksi Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024 menjadi penutup acara Mel Ahyar Annual Show 2023 : KULTULIBRASI. Mel Ahyar Fall/Winter 2023-2024 mencerminkan kejelian mata Mel Ahyar memotret fenomena dua dimensi dinamika budaya yang senantiasa berkonflik: dimensi horizontal yang merupakan sebagai medan pertemuan aspek teknologi, geografi hingga sosio-ekonomi, serta dimensi vertikal yaitu lintas-generasi (Baby Boomers, X, Y/Milenial dan Z).

Siluet dalam koleksi ini dipengaruhi mode 1940-2000an serta kebaya – dengan potongan volume yang tegas, geometris, dan asimetris. Terlihat juga dari padu-padan aneka elemen details berbagai dekade dalam tiap piece nya. Detail yang dipergunakan adalah detail bunga 3D dari mika, sulaman tangan, sulam usus, tapis, serta efek dari bunga yang diawetkan.

Kesuksesan koleksi KULTULIBRASI akan terus memotivasi Mel untuk semakin dalam menggali harta wastra Nusantara.

“Visi saya menjadikan wastra Nusantara sebagai creative resource yang saya yakini bisa selalu terbarukan tak ada habisnya melalui kolaborasi langsung dengan para pengrajin, maupun asosiasi untuk pengembangan wastra serta pembinaan pengrajin,” tutup Mel.