Nolan is interesting as always. Pokoknya, kalau sudah ada embel-embel “Nolan” dalam sebuah film, sudah pasti, film itu bakal berkualitas tinggi dan punya makna yang dalam. Nolan treats movies just like his diary, di mana dia bisa menuangkan pikirannya di sana, tanpa perlu mengikuti jalur mainstream, tanpa peduli ending-nya akan disukai penonton atau tidak, tapi dari sana terlihat sekali betapa ia mengerjakannya dengan hati.
Interstellar misalnya. Film tentang luar angkasa memang sudah biasa. Too banal. Tapi di tangan Nolan, luar angkasa jadi cukup seru dan beda. Seolah seperti menikmati kue yang sama, tapi dengan filling yang lebih padat dan renyah. Interstellar ala Nolan, yang bercerita tentang penjelajahan ke luar tata surya untuk mencari planet yang bisa ditinggali, mengantarkan kita pada berbagai kontemplasi
Kontemplasi ini rupanya tidak hanya dialami oleh penonton. Namun juga oleh Kip Thorne, seorang ahli fisika yang menjadi “penasihat” Nolan saat membuat Interstellar.
Dalam buku ini, Thorne menjelaskan mengenai sebuah “filsafat” yang terkandung dalam berbagai kejadian di Interstellar. Juga hukum-hukum alam yang menjelaskan apakah perjalanan di Interstellar memungkinkan dilakukan ataupun tidak. Mulai dari sekadar konsep lubang cacing, black hole, dan lain sebagainya.
So, buku ini semacam menggambarkan mengenai konsep fisika yang lebih bersahabat. Soalnya, mendengar kata fisika, biasanya pikiran kita langsung tertuju pada rumus-rumus nan memusingkan yang tak bisa dinikmati oleh orang awam. Namun melalui buku ini, konsep-konsep fisika tentang alam semesta jadi lebih membumi dan cukup melankolis.
Jadi, sudah siapkah Anda bersenang-senang dengan fisika? « [teks @intankirana | foto amazon.com]
- Resident Evil HD Remake - Feb 6, 2015
- Museum, Atau Rumah Hantu? - Dec 12, 2014
- Instagram Mengalahkan Twitter - Dec 12, 2014