Bantu nenek Amina Sabtu yuk, Hard Rockers!

3322
Amina Sabtu

Mungkin masih asing di telinga kita jika mendengar nama Amina Sabtu. Beliau atau yang biasa dipanggil Nenek Na ini merupakan saksi hidup dan tokoh penting dalam terbentangnya wilayah Indonesia dari Sabang sampai Merauke.

Ibu Fatmawati yang kita kenal adalah tokoh yang menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan saat Kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945. Nenek Na juga punya peran yang sama dengan Ibu Fatmawati. Bedanya, ia menjahit bendera Merah Putih untuk dikibarkan oleh sekelompok pemuda pejuang di Tanjung Mareku, Pulau Tidore, pada 18 Agustus 1946.

Hebatnya lagi, bendera hasil jahitan Nenek Na itu menjadi bendera Merah Putih pertama yang berkibar di Indonesia Timur lho!

Berkibarnya bendera tersebut menandakan bahwa Tidore dan Kepulauan Maluku sudah menjadi bagian dari Republik Indonesia.

Hal inilah tentunya menjadi hantaman telak bagi Jepang dan Belanda, yang hanya mengakui kemerdekaan RI di Pulau Jawa.

Selain Nenek Amina Sabtu sebagai penjahit/pembuat bendera, tercatat pula nama Abdullah Kadir, sepupunya, yang bersama sejumlah pemuda Mareku mengibarkan bendera hasil jahitan Nenek Na di Tanjung Mareku.

Sayangnya, kakek Abdullah Kadir telah wafat pada 2009 silam. Sedangkan, Nenek Amina Sabtu masih diberi kesehatan dan umur panjang.

Kalau saat pengibaran bendera dulu usia Nenek Na masih 19 tahun, sekarang Beliau sudah tidak bisa banyak bergerak. Hidup bersama anak-cucunya di Mareku. Tepatnya RT 08 RW 4 Kelurahan Mareku, Kecamatan Tidore Utara, Kota Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, tepatnya rumah yang 70 tahun silam menjadi tempat Beliau menjahit bendera Merah Putih bersejarah tersebut.

Amina Sabtu
Nenek Na didampingi sejumlah cucu. Penglihatannya masih tajam, demikian pula ingatannya.

Setiap upacara 17 Agustus-an, Nenek Na (dan Kakek Dullah semasa hidupnya) selalu diundang Pemkot Tidore Kepulauan untuk hadir di Kantor Walikota.

Namun, belum ada tanda penghargaan satu pun sebagai pahlawan atau semacamnya yang diberikan pada Beliau. Bahkan, kisah heroik Nenek Na, Kakek Dullah, dan kawan-kawan pada 1946 tersebut seolah terlupakan. Tak tertulis dalam sejarah.

Amina Sabtu
Nenek Na [paling kanan, duduk] mengikuti upacara peringatan pengibaran bendera di Tanjung Mareku, 18 Agustus 2016 | foto: Malut Post

Kita sebagai anak bangsa yang berhutang budi atas perjuangan Nenek Na dan pahlawan-pahlawan lainnya, sudah seharusnya selalu mengingat dan mengapresiasi jasa mereka. Maka dari itu, tidak ada salahnya untuk membantu Nenek Na lewat donasi bersama Kitabisa, Hard Rockeers!

Caranya mudah kok! Ikuti langkah-langkah di bawah ini:
1. Klik tombol “Donasi Sekarang” berwarna merah di bawah ini
2. Isi data dirimu dan pilih metoda pembayaran
3. Transfer ke nomor rekening yang muncul
4. Selamat bergabung dalam lingkaran orang baik, Hard Rockers!

Seluruh donasi yang terkumpul (setelah dipotong biaya admin Kitabisa sebesar 5%) akan diserahkan langsung pada Nenek Na.

Sebarkan sebanyak-banyaknya laman donasi ini di akun-akun media sosial kamu ya! Semoga lebih banyak lagi yang turut memberi apresiasi pada sosok pemberani seperti Beliau.

Hasil donasi ini akan diberikan langsung oleh pihak Kitabisa pada upacara 18 Agustus 2017 di Tanjung Mareku.

Kamu yang ingin lebih mengenal tentang sosok Nenek Na, bisa langsung baca artikelnya di sini. Yuk ajak keluarga dan semua kenalan kamu untuk membantu Nenek Na!

[teks Sekar Retno Ayu / sumber kitabisa.com | foto kitabisa.com]

Jangan ketinggalan info terkini lainnya seputar dunia film, musik, dan entertainment, streaming terus Hard Rock FM di sini!

Baca juga:
Sam Smith segera kembali dengan lagu baru
Foto lucu Ronaldo memakai Adidas di iklan terbaru Nike
Julia Michaels jadi jawara chart Top41 lewat single “Issues”