CEO Tesla, Elon Musk kini sedang mempertimbangkan secara serius untuk membuat platform Media Sosial Baru.
Baru-baru ini Elon Musk menulis cuitan di Twitter untuk berbagi perasaannya tentang platform media sosial saat ini yang dioperasikan seolah menentang dalam hal kebebasan berbicara. Dirinya juga membagikan jajak pendapat mengenai apakah Twitter mematuhi prinsip kebebasan berpendapat sebagai salah satu fungsi demokrasi.
Bukan tanpa alasan, Elon Musk mengungkapkan keresahaan di Twitter dan ingin membuat media sosial baru karena sebelumnya ia bertanya kepada pengikut Twitter pada bulan November lalu, bahwa apakah dia harus menjual 10% sahamnya di Tesla. Namun, hal tersebut justru membuat Elon Musk mendapatkan panggilan dari SEC karena pertanyaan dalam cuitannya yang dianggap sebagai bentuk dari “pelecehan”.
Given that Twitter serves as the de facto public town square, failing to adhere to free speech principles fundamentally undermines democracy.
What should be done? https://t.co/aPS9ycji37
— Elon Musk (@elonmusk) March 26, 2022
Jika Elon Musk meluncurkan platformnya sendiri, dirinya akan bergabung dengan daftar publik figur dan perusahaan teknologi yang membuat jaringan media sosialnya sendiri dan meninggalkan akun media sosial terdahulunya untuk memperjuangkan kebebasan berbicara. Seperti mantan Presiden Donald Trump, yang telah dilarang dari Twitter sejak Januari 2021, meluncurkan Truth Social pada Februari sebagai bagian dari Grup Media dan Teknologi Trump.
Free speech is essential to a functioning democracy.
Do you believe Twitter rigorously adheres to this principle?
— Elon Musk (@elonmusk) March 25, 2022
Belum ada kabar pasti tentang tindakan yang dilakukan Elon Musk dari hasil jajak pendapat, akan tetapi seperti yang telah ditunjukkan di masa lalu bahwa Elon Musk akan melanjutkan ambisinya secara serius untuk membuat Platform Media Sosial Baru.
Baca Juga: Snoop Dogg Resmi Konfirmasi Kolaborasi Bareng BTS
Bagaimana tanggapan elo Hard Rockers?
Penulis: Fadia Syah Putranto