Chester Bennington bunuh diri. Inikah alasannya?

4232

Kita baru saja dikejutkan dengan berita tragis Chester Bennington, vokalis band Linkin Park, yang ditemukan tewas karena gantung diri. Sebelumnya, warganet juga dibuat heboh dengan kematian Oka Mahendra Putra, mantan kekasih Awkarin dan CEO Takis Management, yang diduga karena sebab yang sama: bunuh diri.

Fenomena bunuh diri bukanlah hal yang baru, memang. Namun, keputusan seseorang untuk mengakhiri kehidupannya masih menjadi pertanyaan besar, meski sebagian besar masyarakat menabukan hal itu – terutama jika ditinjau dari ranah agama maupun kajian moral.

Karena masih menjadi sebuah misteri – karena yang tahu jawabannya adalah pelaku sendiri, yang tidak mungkin kita interogasi, bukan? – kita kemudian menyimpulkan bahwa fenomena bunuh diri terkait dengan kondisi psikologis seseorang.

Alex Lickerman M.D., terapis dan penulis di psychologytoday, membeberkan alasan mengapa orang akhirnya bunuh diri dalam alasan logis berikut ini.

>> 1. Depresi
Ini adalah alasan umum yang kerap kali digunakan untuk menjawab mengapa seseorang “berani” bunuh diri. Tekanan kejiwaan berupa depresi ini mengacu pada situasi tanpa harapan (hopeless) yang dialami oleh pelaku bunuh diri.

Himpitan ekonomi, perundungan (bullying), sakit berat yang tak kunjung sembuh, masalah rumah tangga, hingga romantika percintaan bisa menjadi penyebab depresi. Hal tersebut berpotensi membuat seseorang “melarikan diri selamanya” dengan cara bunuh dir

>>2. Gangguan kejiwaan

Menurut penelitian, alasan bunuh diri yang utama juga disebabkan karena gangguan kejiwaan atau schizophrenia. Penderita gangguan jiwa ini seolah mendapat “suara” atau dorongan dari bawah sadar untuk melakukan tindakan bunuh diri.

Karena mayoritas berasal dari alam bawah sadar, dorongan bunuh diri akibat gangguan kejiwaan bisa diatasi dengan melakukan terapi kejiwaan ataupun dengan menggunakan pertolongan medis berupa obat penenang.

>> 3. Dorongan impulsif

Dorongan untuk bunuh diri bisa muncul secara tiba-tiba akibat ada pemicu yang sebenarnya sepela. Biasanya, pelaku bunuh diri karena dorongan impulsif ini berada dalam pengaruh obat-obatan terlarang atau alkohol.

Ketika pengaruh itu hilang, dorongan untuk bunuh diri pun akan hilang dan biasanya justru pelaku akan merasa malu akan keputusannya. Selain dorongan bunuh diri, efek zat psikotropikal itu juga akan membuat seseorang menjadi sangat emosional (sedih, marah, takut) dan kehilangan kesadaran.

>>4. Memendam perasaan yang begitu dalam

Sebuah penelitian menemukan fakta bahwa seseorang yang berkepribadian terbuka (ekstrovert) lebih kecil potensi untuk bunuh diri dibanding mereka yang berkepribadian tertutup (introvert). Alasan logis yang bisa diberikan adalah bahwa seseoran yang terbuka cenderung membagikan pengalaman dan perasaan pada orang lain sehingga tidak menyimpannya sendiri.

Kecenderungan orang introvert adalah menyimpan permasalahannya, padahal di sisi lain, dia tetap mengharapkan ada seseorang yang bisa mendengarkan permasalahannya. Orang bertipe introvert sebenarnya tetap membutuhkan pertolongan orang lain agar bisa keluar dari dirinya sendiri.

>> 5. Keinginan kuat untuk mati

Mungkin, hal ini terdengar konyol. Tapi, tak bisa dipungkiri bahwa faktanya, ada beberapa orang yang mempunyai keinginan kuat untuk mengakhiri hidup. Penyebabnya bisa berupa sakit kronis berkepanjangan sehingga dia merasa menjadi beban buat keluarganya.

Keinginan kuat untuk mati juga bisa disebabkan karena doktrinasi dari luar yang menggambarkan bahwa ada kehidupan yang lebih membahagiakan setelah kematian. Setidaknya, ada 4 kasus besar bunuh diri massal yang dilakukan oleh sekte tertentu, yaitu Sekte Peoples Temple, Ordo Kuil Matahari, Sekte David Koresh, dan Sekte Heavens Gate.

>>6. Rasa bersalah yang terlalu dalam

Setiap manusia pasti pernah bersalah. Tapi, masing-masing berbeda dalam merasakan perasaan ini. Ada beberapa orang yang merasa sangat bersalah akan tindakan yang pernah dilakukannya sehingga dia tak mempunyai harga diri lagi untuk tetap hidup. Itulah yang membuatnya akhirnya melakukan bunuh diri.

>>7. Kesalahan konyol

Pernah mendengar Skip Challenge? Konyol, memang. Tapi, tindakan coba-coba ini bisa berakibat fatal karena dalam beberapa detik otak tidak mendapat oksigen sehingga menyebabkan kematian sel-sel otak. Meski dilakukan oleh orang lain, tindakan ini sama saja bunuh diri karena membiarkan orang lain membahayakan nyawa diri kita sendiri.

Source: Fitness For Men

Jangan kelewatan berita-berita terkini lainnya seputar dunia film, musik, dan entertainmentStreaming terus Hard Rock FM di sini!

Baca juga:
Indian Chief Elite: touring bike kaum elite
Olahraga bareng Yunita Siregar bikin salah fokus
10 hotel terbaik dunia yang berlokasi di Benua Asia

LEAVE A REPLY