Heidi W. Durrow: The Girl Who Fell from the Sky

1882
the girl who from the sky

 

Bersetting di tahun 80 an seorang gadis cilik bernama Rachel, tinggal bersama neneknya yang merupakan keturunan Afrika-Amerika yang memiliki kulit hitam. Rachel merupakan seorang anak birasial yang terpaksa hiudp di lingkup orang Afrika. Dengan mata biru dan kulit coklatnya yang terang, ia menjadi sebuah perhatian besar di tempat barunya.

Pada tahun tersebut, perbedaan warna kulit masih merupakan sebuah masalah besar yang patut dipertanyakan. Rachel yang masih kecil dan polos, bertanya-tanya tentang masalah tersebut. Ia ingin dipandang sebagai Rachel bukan dipandang dari warna kulitnya. Ia tidak peduli dengan perbedaan tersebut. Beranjak dewasa, ia pun masih bertanya-tanya dan belajar apakah yang mendasari konflik tersebut.

Pertanyaan-pertanyaan dan sikap orang di sekelilingnya masih tersimpan rapi di benaknya. Pertanyaan-pertanyaan itu memaksanya untuk bungkam dan disimpan dirinya sendiri. Perlakuan dari masyarakat yang membedakannya sangat mempengaruhi pertumbuhan dirinya. Apakah Rachel akan terus diam dan bertahan sebagai kaum minoritas?

Buku karangan Heidi W. Durrow mengangkat masalah isu sosial pada tahun 1980. The Girl Who Fell from the Sky ini juga memenangkan sebuah penghargaan dari Bellwether untuk buku fiksi yang mengangkat masalah penting. Sayangnya, buku ini mirip sekali dengan buku berjudul The Bluest Eyes milik Toni Morrison yang juga mengangkat masalah rasisme dengan menceritakan gadis kecil dengan mata biru dengan berdoa untuk menjadi sama dengan kaum mayoritas agar tidak dibeda-bedakan. [teks @chrissjee | foto heidiwdurrow.com]

LEAVE A REPLY