Air Minum di Indonesia 70% Tercemar Tinja, Begini Cara Atasinya!

343

Baru-baru ini United Nations Children’s Fund (UNICEF) Indonesia telah mengabarkan bahwa hampir 70% air minum di Indonesia tercemar tinja. Tentunya hal ini pun membuat masyarakat menjadi takut untuk mengkonsumsi air putih. Namun, Hard Rockers gak perlu khawatir karena ada langkah untuk mengatasi masalah pencemaran.

Dikatakan bahwa sebagian besar air minum rumah tangga di Indonesia telah tercemar oleh limbah tinja. Hal tersebut mengacu pada penelitian dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) terhadap rumah tangga yang tersebar di Tanah Air.

“Aduh ini sebenernya kalau cerita ini agak menyedihkan, karena ternyata ceritanya betul, studinya dari Kementerian Kesehatan yang dilakukan untuk mengukur kualitas air minum di Indonesia di sekitar 25.000 rumah tangga di Indonesia di 34 Provinsi,” tutur Water Sanitation and Hygiene (WASH) Specialist UNICEF Indonesia, Maraita Listyasari dalam konferensi pers pada Rabu, 19 Oktober 2022.

“Menyatakan bahwa dari rumah tangga yang menjadi sampel tersebut, hampir 70 persennya terindikasi ada pencemaran tinja,” katanya tambahnya.

Baca Juga: Perusahaan Amerika Buat Sneakers untuk Kuda!

Meski begitu, terdapat langkah awal untuk mengurangi potensi masalah pencemaran ini, diungkap oleh LIstya. Salah satunya pastikan sanitasi kesehatannya sudah dikelola dengan baik dan juga perlu diperhatikan pemasangan WC apakah udah benar atau terhubung dengan sistem perpipaan, di mana penyakit bisa menyebar melalui manusia, dan adanya tanah atau lahan yang tercemar.

“Untuk meminimalisasi terjadinya penyakit pastikan toilet di rumah terhubung dengan sistem perpipaan atau WC. Kemudian, sedot 3-5 kali setahun dan jangan tunggu sampai penuh,” ucap Maraita Listyasari.

“Virus bakteri bisa lewat mana saja, kalau sanitasi tidak dikelola dengan baik, maka pencemaran bisa terjadi di mana pun. WHO menunjukkan alur penyakit ini bisa masuk ke tubuh manusia, dari jari, lalat yang hinggap di makanan, lahan atau tanah, cairan dan makanan,” tambahnya.

 

Penulis: Rifqi Fadhillah

LEAVE A REPLY