Kaya dan Bahagia

1179

Kaya, apa sih kriteria orang kaya itu? Apakah orang kaya adalah orang yang memiliki rumah mewah, mobil mewah dan sering berjalan-jalan ke luar negeri? Ataukah justru orang yang kaya adalah orang yang hanya memiliki rumah kontrakan, ke mana-mana naik kendaraan umum bersama istri atau suami dan anak-anaknya, serta kalau pun berlibur itu hanya bisa ke mal terdekat?

Banyak orang yang sering mempertanyakan istilah 'kaya' ini, sehingga banyak terjadi kelirumologi (pinjam istilahnya Jaya Suprana) bahwa lebih baik tidak punya banyak uang tapi hidup bahagia.

Kalau boleh memilih, Anda ingin memilih yang mana? Yang pertama atau yang kedua. Saya mengenal beberapa rekan yang suaminya sangat kaya, punya rumah bernilai Miliaran, tetapi sangat pelit dengan kehidupan mereka sendiri, sehingga meski dengan uang sendiri mereka bisa hidup lumayan enak karena rumah itu dikontrakkan, mereka memilih tinggal di rumah yang sangat bobrok. Istri tidak diberikan uang jajan dan uang belanja hanya diberikan kalau pergi berbelanja bersama. Yang lebih parah lagi, uang kuliah anaknya harus disisihkan dari sedikit demi sedikit 'mencuri' stok barang yang dijual di toko kelontongnya tanpa sepengetahuan suami dan anak-anaknya. Buset, betapa 'kaya' orang tersebut.

Sebaliknya, saya juga mengenal orang-orang yang termasuk tipe kedua, yang tidak memiliki apa pun juga selain rumah kontrakan, ke mana-mana naik kendaraan umum dengan istri dan anaknya, tidak pernah mencicipi jalan-jalan ke luar negeri bahkan ke Dunia Fantasi Ancol sekalipun. Apakah mereka hidup bahagia? Yang saya tahu adalah kebanyakan dari mereka tidak hidup bahagia, meskipun mereka selalu mengaku bahwa menjadi kaya itu tidak berarti bahagia, uang tidak bisa untuk membeli segala-galanya. Saat ada sedikit uang hasil THR langsung dibelanjakan tanpa memikirkan untuk menyisihkan uang darurat dan tidak mau mencari penghasilan tambahan dengan dalih 'bersyukur' dengan apa yang sudah diraih. "Tuhan sudah memberikan seperti itu, untuk apa lagi mesti memaksakan diri mencari lebih", dalih mereka.

Tapi saat anak atau istrinya sakit, mereka sibuk mencari pinjaman ke mana-mana dan selalu mengeluh bahwa Tuhan tidak adil, kok sudah tahu tidak punya banyak uang tapi masih diberikan cobaan juga? Memang salah satu penyebab utama kegagalan berumah tangga ada di persoalan UUD (ujung-ujungnya duit).

Kalau saya memilih tentu saya akan kombinasikan keduanya. Saya akan memilih untuk menjadi tipe yang pertama dimana saya bisa memiliki rumah mewah, mobil mewah, sering jalan-jalan ke luar negeri bersama keluarga saya, hidup sehat dan bahagia. Tetapi tidak tergantung pada semua benda kepemilikan itu, jadi saat mobil rusak misalkan saya bisa dengan mudah naik kendaraan umum sampai mobil itu selesai diperbaiki, tetap hidup bahagia meski terkadang terjadi masalah. Tetapi saat anak sakit tidak perlu mencari pinjaman ke mana-mana sambil memelas, bisa memenuhi semua kebutuhan hidup tanpa harus bekerja terlalu keras serta memiliki uang yang bisa disisihkan untuk beramal. Yah, kalau bisa dari penghasilan tiap tahun bisa disisihkan 10% pertahun untuk beramal, kenapa tidak?

Uang memang bukan segala-galanya, tetapi untuk bisa melakukan minimal sesuatu, itu butuh uang. Jangan terikat dengan uang, tetapi sebaliknya jangan takut untuk punya uang !

Tipe mana yang Anda pilih? Andalah yang memutuskan!

 

Do Your Best and Let GOD Do The Rest!

Leonardus Budi Suryanto

0818 93 2638

LEAVE A REPLY