Manusia atau Tuhan?

1044

Pernahkah Anda membaca buku yang ada pilihan sendiri atau istilah kerennya adalah buku 'pilih sendiri petualanganmu'? Dimana pilihan kita di sana akan membuat kita membaca buku tersebut dengan melompat-lompat halaman. Akhir dari kisah itu tergantung pilihan apa yang kita buat setiap menghadapi pertanyaan.

Memutuskan! Banyak yang mengatakan bahwa 'manusia berusaha, Tuhan yang memutuskan'. Apakah benar demikian? Ataukah justru 'Tuhan yang merencanakan sedang manusia yang memutuskan'? Pernyataan seperti ini akan membuat banyak yang membantah seakan-akan penulis adalah orang yang mengagungkan kemampuan manusia tanpa menyadari bahwa Tuhan adalah yang Maha Segala-galanya, Maha Agung, Maha Besar dan Maha Bijaksana.

Kenapa kok malah manusia yang memutuskan, bukan Tuhan? Apa yang ingin kita putuskan? Apa yang ingin kita wujudkan? Apa yang ingin kita lakukan dalam hidup ini? Semua tergantung kita, justru kebesaran Tuhan sangat terlihat di sana sebab apa pun yang kita putuskan sudah ada dalam rencanaNya.

Kalau kita terbiasa membuat plan A plan B, Tuhan bahkan sudah membuatkan rencana bukan hanya A sampai Z, melainkan lebih dari itu. Keputusan kitalah yang membuat akhir cerita kita berbeda. Semua ini adalah keputusan kita sendiri. Kita ingin menjadi apa, kita ingin mencapai apa, kita ingin mewujudkan apa. Semuanya itu kita sendiri yang putuskan. Sejak kecil kita dihadapkan oleh banyak sekali pilihan. Saat bersekolah, kita dihadapkan pilihan untuk membuat PR kita atau tidak, bermain dengan teman kita yang itu atau yang lainnya, tentunya segala keputusan kita itu penuh dengan konsekuensinya. Misal, kita memutuskan untuk tidak membuat PR, maka konsekuensinya mungkin guru kita marah dan menghukum kita, sehingga menuliskan tugas yang sama sebanyak satu buku (seperti yang pernah diperoleh penulis). Tentunya Tuhan sudah membuatkan rencana bagaimana dan apa yang terjadi pada kehidupan kita jika kita membuat PR atau tidak.

Saat kita menghadapi pilihan ditawari untuk mencoba hisap ganja atau menggunakan obat terlarang oleh teman kita misalkan, tidak mungkin kan Tuhan yang membisikkan kepada kita agar mengambil kesempatan itu untuk mencoba barang haram tersebut? Pilihan kita, keputusan kitalah yang membuat akhirnya hidup kita berubah seratus delapan puluh derajat menjadi lebih buruk, misal masuk penjara atau tewas karena over dosis. Jika saat itu kita memilih dan memutuskan untuk bertahan terhadap godaan itu,mungkin saja kita menjadi orang yang berhasil karena menghindari lingkungan pergaulan yang buruk menjadi lebih baik.

Tuhan sudah merencanakan hidup kita dengan indah, tetapi jika kita salah memutuskan maka yang terjadi adalah kita tetap berjalan sesuai dengan rencana Tuhan, tetapi di sisi yang berbeda. Apakah kita bisa kembali ke jalan yang sesuai dengan rencana Tuhan semula, bisa saja. Sebab kembali semua itu yang memutuskan adalah diri kita sendiri. Ini kembali kepada keputusan yang kita buat saat dihadapkan dengan berbagai pilihan.

Memilih A berarti kita sudah memutuskan juga untuk tidak memilih B, demikian juga sebaliknya. Saat kita memutuskan untuk bisa berhasil, maka saat itu juga memutuskan untuk tidak memilih untuk gagal. Kita bisa memutuskan untuk menjalankan hidup ini dengan sikap mental positif atau negatif, terkadang kita bahkan memilih keduanya, karena sangat sulit bukan untuk bersikap jujur terus menerus tanpa pernah berbohong sekalipun.

Siapkah untuk menjalani petualanganmu sendiri?

 

Do Your Best and Let GOD Do The Rest!

Leonardus Budi Suryanto

0818 93 2638

LEAVE A REPLY