Memberikan Ikan bukan Kail!

1270

Banyak
dari kita yang memiliki niat baik untuk bisa membantu sesama kita yang
mengalami kesulitan. Persoalannya adalah kita merasa bingung ke mana
kita harus menyalurkan bantuan kita, lewat yayasan tertentukah, lewat
badan amal tertentukah, lewat relawan tertentu atau menyalurkan secara
langsung? Mengapa ini menjadi pertimbangan kita? Karena kita tahu
banyak bantuan yang dikumpulkan tapi tidak lewat penyaluran yang tepat
atau baik. Ada yang me''motong'' dana yang disalurkan, ada yang bahkan
tidak menyalurkan sama sekali. Singkatnya, kita ingin membantu tetapi
tidak mau bantuan kita disalahgunakan, betul ya? Tetapi, kan tidak
mungkin kalau saya menyalurkan dana sendiri? Kecuali….kalau kita
memang berjiwa sosial sekali, terus juga sudah memiliki kebebasan waktu
dan finansial (dalam arti kata, tidak perlu kita terlibat pekerjaan
atau bisnis kita saat ini kita sudah bisa punya penghasilan yang bahkan
bisa kita sisihkan untuk membantu orang lain), kita bisa menyalurkan
sendiri semua dana yang kita sisihkan untuk membantu orang lain.
Persoalannya, kan kita belum sampai tahapan itu (saya berdoa untuk kita
semua, semoga dalam waktu tidak lama lagi kita semua sudah berada di
kondisi tersebut(bebas waktu dan finansial) sehingga bisa membantu jauh
lebih banyak orang di dunia ini, khususnya di Indonesia kita tercinta.
AMIN!

Tenang, saya tidak mengajak anda semua untuk terjun ke bisnis MLM
yang saat ini saya jalankan (tapi kalau anda berminat, akan lebih baik
lagi, hehehe). Saya mengajak anda semua untuk ikut terlibat dalam
kegiatan sosial kecil-kecilan saja, yaitu lewat menangani anak-anak
jalanan. Saya tahu, kalau kita membahas tentang apakah baik membantu
anak-anak jalanan dengan memberi mereka uang (100,200,500 atau 1000
bahkan lebih), akan banyak sekali pro dan kontra yang terjadi. Tidak
bisa kita pungkiri bahwa sebagai sesama ciptaan Tuhan YME, kita
memiliki rasa prihatin untuk membantu mereka. Tetapi di sisi yang lain,
kita juga seringkali mendengar bahwa uang yang mereka dapatkan, mereka
gunakan untuk hal-hal yang tidak baik, seperti membeli lem aibon, beli
vcd porno
waktu setahun lalu saya ke Lampung ada anak jalanan yang hamil. Kenapa
bisa? Karena pergaulan mereka(tidur di jalanan dengan kondisi pakaian
yang kita tahu sendiri) juga ditopang dari uang yang kita berikan
selama ini>.

Bud, berarti kamu gak setuju kalau kita membantu anak- anak jalanan?
Bukan seperti itu maksud saya, tetapi kita bantu dengan cara yang lebih
baik (mudah-mudahan), teapi tetap mudah untuk kita lakukan. Jujur, dulu
saya termasuk orang yang jarang (bahkan bisa dikatakan tidak mau)
membarikan uang ke anak-anak jalanan, atau pengemis yang saya temui di
jalan. Bukan karena tidak ada perasaan kasihan dalam diri saya, tetapi
karena saya tahu bagaimana uang tersebut mereka gunakan. Memang saya
tidak boleh menilai semua anak-anak jalan bersikap yang sama, tetapi
karena saya tidak ingin membiarkan hal itu terjadi, akhirnya saya tidak
memberikan uang sama sekali.

Saya teringat pengalaman saya waktu ke Lampung untuk menemui rekan
kerja saya di sana, dimana waktu itu saya semobil dengan dia dan kita
menemui para anak-anak yang kurang beruntung di jalanan saat lampu
merah. Yang rekan dan anaknya lakukan adalah bukan memberikan uang
(alasannya seperti yang saya perkirakan dan seperti yang kita ketahui
sebelumnya), tetapi memberikan air dalam bentuk air gelas kemasan.

Hal itu berlangsung beberapa kali, dan saya mulai berpikir bahwa
kalau kita semua melakukan hal yang sama, mungkin saja tindak kekerasan
dan kejahatan yang ada di jalanan bisa berkurang. Mengapa? Kita lihat
alasannya :

Jika kita tidak memberikan uang, maka dia tidak akan membeli lem aibon untuk mereka hirup. Kita juga tahu bersama, bahwa biasanya ada sindikat tertentu yang
berada di belakang mereka, sehingga uang yang kita berikan harus
dikasihkan sebagai uang perlindungaang itu tidak untuk mereka malah
akhirnya kita menyumbang sindikat itu. Tentu saja kita tidak mau itu
terjadi kan? Nah, supaya bantuan bisa lebih tepat sasaran, tentunya
kita harus memastikan bantuan kita bisa berguna….jangan sampai
menjerumuskan. Mungkin saja ada yang berkomentar….Bud, kalau kita membantu orang
jangan hanya dengan memberikan ikan. Tetapi kita hendaknya memberikan
kail supaya mereka bisa mandiri pada waktunya. Saya setuju dengan hal
itu, tetapi saya juga berprinsip bahwa ada saatnya kita harus
memberikan ikan. Coba kalau saat itu ada orang yang kelaparan, kan
tidak mungkin kita memberikan kail saja sementara mungkin dia masih
belum tahu cara menggunakannya sehingga tidak bisa memperoleh ikan dan
akhirnya meninggal. Tentu saja yang paling tepat saat itu adalah
memberikan ikan terlebih dahulu supaya tidak meninggal, tetapi setelah
itu baru kita memberikan kail dan mengajari mereka cara mengail ikan.
(Soal mengail ikan, tidak saya bahas karena itu kembali ke diri kita
sendiri…sudah belum memiliki kebebasan waktu dan finansial itu tadi).
Dengan memberikan bantuan berupa makanan atau air kemasan dalam
bentuk cup-cupan (bacanya kap-kap an yah, bukan cup-cupan) berarti kita
juga turut menggerakkan perekonomian di negara kita, berbagi rejeki
dengan pihak lain dan mudah-mudahan bisa menjadi gerakan nasional yang
membangkitkan perekonomian rakyat Indonesia (jauh amat mikirnya ya). Dengan uang 15.000 rupiah, kita bisa menyalurkan 48 gelas air
kemasan kepada mereka yang ada di jalanan. Anyway,
singkatnya…..marilah kita mulai tetap membantu mereka yang kurang
beruntung di jalanan, tetapi sekaligus kita membuat suatu perubahan ke
arah yang lebih baik di masa depan.

Siapkah anda mensukseskan gerakan ini? Saya tunggu tanggapan anda
semuanya dan tolong forward kepada rekan-rekan yang anda anggap juga
memiliki kepedulian sosial tinggi.

Salam terbaik untuk anda semua, para pahlawan sosial!

 

Let Achieve The Best in Your Life

Do Your Best and Let GOD Take Care The Rest!

Budi Suryanto

 

LEAVE A REPLY